Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, mengandung makna yang terdalam adalah bersikap tolerans. Banyak yang meyakini pribahasa ini berasal dari Tanah Minang yang memang suka merantau. Pribahasa ini mengamanatkan kepada kita untuk selalu memunculkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di tengah-tengah masyarakat yang homohen secara kultural, adat, agama, maupun status sosial seperti di kota-kota urban.
Setiap etnik selalu memiliki tradisi. Kadangkala ada tradisi yang nampak berseberangan antara tradisi satu etnik dengan tradisi etnik lainnya. Pribahasa ini menitahkan kepada kita untuk saling menghormati dan menghargai tradisi orang lain. Apalagi bagi seorang perantau, ia harus bisa menghormati tradisi yang berlaku di daerah baru tempatnya merantau. Ia tidak boleh keras-kepala menjalankan prinsip yang sesuai dengan tradisi leluhurnya, sebab siapa tahu justru tradisi leluhurnya itu kurang selaras dengan konteks tradisi di tempatnya merantau.
Seorang Khalil Gibran pun pernah berujar, "Jika hendak masuk ke rumahku, maka tanggalkan tradisimu." Ya, di tempat oramg lain, kita harus menghormati tradisi orang lain.
saya orang jawa, saya selalu menerapkan falsafah "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung" apabila merantau ke daerah luar jawa seperti, jakarta, sumatra, kalimantan, sulawesi. TAPI TIDAK UNTUK DI DAERAH SUNDA !
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAnda sehat
ReplyDeleteTips memilih Jurusan Kuliah yang tepat
ReplyDeletecara melihat Ip Address komputer lain dalam satu jaringan
Tanda Baca dalam suatu tulisan
Cara Convert Video Youtube Menjadi MP3
Penerapan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Amar Ma’ruf nahi Munkar
Daftar-Daftar Brand Distro Lokal Indonesia